Flag Counter

free counters

Blogger Translator

Search Engine

Home

Thursday 3 February 2011

Dassaul Aviation - Rafale F2



Dassault Aviation - Rafale F2
Rafale-ec-1-7.jpg
Rafale B (depan), dan Rafale C (belakang) milik Angkatan Udara Perancis
 Tipe Pesawat tempur serbaguna
 Produsen Dassault Aviation
 Perancang Avions Marcel Dassault-Bréguet Aviation (AMD-BA)
 Terbang perdana 4 Juli 1986
 Diperkenalkan 4 Desember 2000
 Status Aktif
 Pengguna Angkatan Udara Perancis
Angkatan Laut Perancis
 Jumlah produksi 93/286
 Biaya program € 40,69 miliar
 Harga satuan € 142,3 juta
Dassault Rafale (dijuluki sebagai Squall dalam Bahasa Inggris) adalah pesawat tempur serbaguna generasi ke-4.5, bermesin dua, dan bersayap delta asal Perancis yang dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.
Rafale adalah wujud dari program standardisasi ambisius Militer Perancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Perancis dan Angkatan Laut Perancis. Rafale dapat diperlengkapi dengan senjata nuklir. Selain untuk digunakan di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor. Meskipun beberapa negara menyatakan minatnya untuk memiliki Rafale, namun belum ada nota resmi pemesanan lintas-negara yang disepakati.

Pengembangan

Pada pertengahan dasawarsa 1970-an, Angkatan Udara Perancis (Armée de l'Air) dan Angkatan Laut Perancis (Aéronavale) memerlukan pesawat tempur pengganti. Pesawat yang perlu diganti adalah SEPECAT Jaguar di Angkatan Udara dan F-8 Crusader di Angkatan Laut. Ternyata persyaratan projek pengadaan pesawat yang diajukan oleh kedua angkatan itu cukup bersesuaian jika digabung.[1] Pada tahun 1983, Perancis mengadakan kontrak dengan Dassault untuk pembuatan pesawat peraga Avion de Combat eXpérimental (ACX). Negara-negara Eropa, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, dan Britania Raya sepakat untuk bersama-sama mengembangkan pesawat tempur baru pada awal dasawarsa 1980-an. Ketidaksetujuan terhadap ukuran pesawat dan kepemimpinan projek telah mengantarkan Perancis untuk mundur dari rencana itu pada tahun 1985.[2][3] Perancis mengembangkan Rafale yang lebih kecil, sedangkan negara lainnya mengembangkan pesawat yang kemudian disebut Eurofighter Typhoon.[4][5]
Purwarupa Dassault Rafale A
Peraga teknologi Rafale A selesai dibangun pada akhir tahun 1985 dan menjalani terbang perdananya pada 4 Juli 1986. Mesin SNECMA M88 yang baru saja dikembangkan ternyata dianggap kurang matang untuk program uji-coba perdana, sehingga pesawat peraga itu terbang menggunakan kipas turbo pascabakar General Electric F404-GE-400 seperti yang digunakan pada F/A-18 Hornet.[6] Pemesanan produksi dimulai pada tahun 1988.
Pengujian tahap berikutnya dilanjutkan, termasuk pendaratan touch-and-go (mendarat dan segera lepas landas kembali) di atas kapal induk dan uji-terbang mesin M88, sebelum Rafale A purnatugas pada tahun 1994. Meskipun Rafale A dan British Aerospace EAP adalah sebanding, ketika Eurofighter pertama terbang perdana pada bulan Maret 1994, Rafale pra-serial telah menjalani uji terbang selama tiga tahun, termasuk uji kapal induk; Rafale C01, Rafale M01, dan Rafale B01 masing-masing terbang perdana pada bulan Mei 1991, Desember 1991, dan April 1993.
Tiga jenis Rafale termasuk ke dalam pesanan produksi awal:
  • Rafale C (Chasseur) Pesawat tempur satu kursi untuk AdA (Armée de l'Air, Angkatan Udara Perancis)
  • Rafale B (Biplace) Pesawat tempur dua kursi untuk AdA
  • Rafale M (Marine) Pesawat tempur kapal induk satu kursi untuk Aéronavale
Purwarupa Rafale C terbang pada tahun 1991, kemudian yang pertama dari dua purwarupa Rafale M terbang pada tahun itu juga. Purwarupa Rafale B terbang pada awal tahun 1993, dan purwarupa Rafale M kedua terbang pada tahun yang sama.[7] Uji ketapel pesawat mulanya diangkut antara 13 Juli dan 23 Agustus 1992 di Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Lakehurst di New Jersey, Amerika Serikat dan Stasiun Rekayasa Udara Angkatan Laut Sungai Patuxent di Maryland, Amerika Serikat, karena Perancis tidak memiliki fasilitas uji ketapel berbasis daratan. Pesawat itu kemudian menjalani pengujian di atas kapal induk FS Foch.
Rafale M Angkatan Laut Perancis mempertunjukkan touch and go di kapal induk USS John C. Stennis (CVN-74).
Mulanya, Rafale B hanya dimaksudkan sebagai pesawat latih, tetapi pengalaman Perang Teluk dan Perang Kosovo menunjukkan bahwa anggota kru kedua tidak begitu bermanfaat untuk misi pengintaian dan penyerangan, dan oleh karena itu Rafale B lebih banyak dipesan, menggantikan beberapa Rafale C. 60% dari pesawat ini memiliki dua kursi.[8] Angkatan Laut menyelidiki versi angkatan laut dengan dua kursi. Tidak ada pesawat produksi ataupun purwarupa yang dibuat.
Ketakpastian ekonomi dan politik menyebabkan produksi Rafale M ditunda sampai tahun 1999.[8]
Perancis diharapkan memesan 294 Rafale: 234 untuk Angkatan Udara dan 60 untuk Angkatan Laut.[7] Kini, 120 Rafale telah dipesan secara resmi oleh Militer Perancis.[9] Kesemuanya ini dikirimkan dalam tiga tahap yang berbeda, yang terbaru adalah pada pesanan bulan Desember 2004 sebanyak 59 pesawat.[10]
Versi angkatan laut diprioritaskan untuk menggantikan pesawat F-8 Crussader yang lebih tua.[11] Pengiriman dimulai pada tahun 2001 dan jenis ini "mulai bertugas" pada tanggal 4 Desember 2000, meskipun skuadron pertama, Flotille 12, tidak mengalami perombakan sebelum tanggal 18 Mei 2001. Pesawat ini dicadangkan di Kapal Induk Charles de Gaulle pada tahun 2002, dan beroperasi penuh sejak tanggal 25 Juni 2004, menyusul diperpanjangnya evaluasi operasional yang mencakup terbang pendamping terbatas dan misi tanker guna mendukung Operasi Enduring Freedom di Afghanistan.
Angkatan Udara Perancis menerima tiga pertama Rafale B (untuk standar F2) pada akhir Desember 2004. Mereka diberangkatkan ke Centre d'Expériences Aériennes Militaires (CEAM) di Mont-de-Marsan untuk evaluasi operasional dan pelatihan pilot konversi terkait.[12]Biaya
Biaya program pengadaan 294 buah pesawat Rafale pada tahun 2005 adalah sebesar € 33,274 (termasuk rancangan, produksi, dukungan, dll.), tetapi pada tahun 2010 direvisi menjadi sebesar € 40,690 miliar.[13] Taksiran biaya rata-rata Rafale (untuk semua versi) adalah € 142,3 juta per unit. Pelaksanaan undang-undang program militer (2003-2008) mengalami kekurangan dana sebesar € 11 miliar, atau setara dengan satu tahun program, berakibat pada melambatnya laju pelaksanaan sebagian besar program non-nuklir, contoh yang paling mencolok adalah bahwa tanggal penyerahan Rafale terakhir rencananya dijadwalkan untuk tahun 2010, tetapi kemudian diundur sampai tahun 2025.[14]
Menurut Lembaga Audit Perancis, biaya dukungan pada bulan Desember 2004 adalah € 35.000 per jam terbang; sedangkan menurut Kementerian Pertahanan Perancis terdapat penurunan € 10.000 per jam terbang untuk Rafale Air dan € 7.000 untuk Rafale M pada 2010.[15]
Keseluruhan biaya program, pada tahun 2008, adalah sekitar € 39,6 miliar yang berarti senilai € 138,5 juta per pesawat. Harga satuan pesawat laik terbang pada tahun 2008 adalah € 64 juta untuk versi C (Angkatan Udara), dan € 70 juta untuk versi Angkatan Laut.[16]

Tahapan waktu penting

  • 1985 - Perancis mundur dari program Eurofighter, untuk menjalani projek Rafale.
  • 1986 - 4 Juli - Terbang perdana Rafale A.
  • 1986 - Desember - Mesin Snecma M88 mulai dikembangkan.
  • 1988 - April - Pesanan pertama disetujui (untuk purwarupa Rafale C).
  • 1990 - Februari - Uji terbang M88.
  • 1991 - 19 Mei - Terbang perdana purwarupa Rafale C satu kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1991 - 12 Desember - Terbang perdana purwarupa Rafale M untuk Angkatan Laut.
  • 1992 - Uji terbang Rafale M untuk kapal induk.
  • 1993 - Maret - Kontrak pertama untuk produksi pesawat ditandatangani.
  • 1993 - April - Uji kecocokan dengan kapal induk Foch.
  • 1993 - 30 April - Terbang perdana purwarupa Rafale B dua kursi untuk Angkatan Udara.
  • 1995 - Juni - MICA pertama ditembakkan dari Rafale dalam modus terpadu mandiri.
  • 1995 - Juli - Sistem OSF dan tampilan helm-tertambat dipasang dan diuji.
  • 1995 - September - Rafale M diuji pada landasan kapal induk (seri 4).
  • 1995 - November - Terbang jarak jauh non-stop pertama oleh Rafale B01 (3.020 mil laut dalam waktu kurang dari 6 jam 30 menit).
  • 1995 - Oktober - Uji kapal induk terakhir Rafale M berbasis daratan di Amerika Serikat.
  • 1995 - Desember - Produksi perdana model rakitan.
  • 1996 - Maret - Mesin M88 "flightworthiness" lulus kualifikasi.
  • 1996 - April - Produksi dihentikan sementara.
  • 1997 - Januari - Produksi dilanjutkan disertai pengurangan biaya.
  • 1997 - Mei - Uji terbang rendah dengan basis data medan digital.
  • 1997 - Juli - Uji penyatuan sistem peperangan elektronik Spectra dalam ruang anechoic.
  • 1997 - November - Uji terbang Spectra.
  • 1997 - Desember - Pengiriman perdana mesin standar produksi.
  • 1997 - Februari - Uji terbang Rafale B01 dalam konfigurasi kelas berat (2 Apache ASM, tiga tangki 2.000 liter, dua Magic dan dua MICA AAM).
  • 1997 - Mei - Penembakan perdana MICA terpandu-kelembaman.
  • 1997 - Juni - Uji terbang sistem penangkalan Spectra.
  • 1997 - Oktober - Produksi perdana versi berfasilitas radar RBE2 diterbangkan.
  • 1997 - November - Penembakan peluru kendali terpandu-kelembaman terhadap dua sasaran, dengan pranala pesawat-ke-rudal, dengan tindakan penangkalan.
  • 1998 - Juni - Kualifikasi sistem kendali penembakan MICA. Kemampuan operasional awal pesawat usulan diuji oleh pilot-pilot Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan menerbangkan pesawat pengembangan Rafale B01 dan M02.
  • 1998 - 24 November - Terbang perdana Rafale produksi (Rafale B)
  • 1999 - Mei - Uji perdana peluncuran rudal jelajah SCALP EG.
  • 1999 - 6 Juli - Pendaratan perdana di atas dek Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 1999 - 7 Juli - Terbang perdana Rafale M.
  • 2000 - 20 Juli - Rafale M perdana dikirimkan ke Flotille 12F
  • 2002 - Rafale M memasuki masa tugas dengan 12F (Aéronavale, tahap evaluasi)
  • 2004 - Masa tugas penuh dengan 12F (Angkatan Laut)
  • 2004 - 9 September - Uji angkut perdana Peluru Kendali Pelatihan Penanganan Umum (GHTM) Meteor oleh Rafale M dari CEV Istres.
  • 2004 - Desember - Tiga Rafale B dikirim ke CEAM, Mont de Marsan.
  • 2005 - 11 September - Uji angkut perdana GHTM Meteor oleh Rafale M dari Kapal Induk Charles de Gaulle.
  • 2006 - Musim panas - Pembentukan EC 1/7 dengan 8-10 pesawat
  • 2007 - Masa tugas penuh (Angkatan Udara) diharapkan dengan EC7; pendaratan perdana oleh Rafale M di atas Kapal Induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Enterprise.
  • 2008 - Rafale dinyatakan memenuhi syarat standar F3.[17Desain

Aerodinamika

Rafale berfiturkan sayap delta dipadukan dengan kanard aktif terintegrasi (dekat-berpasangan) untuk memaksimalkan kemampuan manuver (+9 g atau -3 g) sambil memelihara kestabilan terbang, nilai maksimum 11 g dapat diraih dalam keadaan darurat. Kanard juga mengurangi laju pendaratan hingga 115 knot. Menurut sumber internal (Les essais en vol du Rafale) batas laju terendah adalah 100 kt tetapi 80 kt kadang-kadang diperagakan pada pameran dirgantara oleh pilot untuk mengungkapkan mutu laju rendah pesawat ini. "Batas minimum 15 kt dapat dicapai pada saat simulasi tempur melawan Mirage 2000 oleh seorang pilot agresif." Pesawat ini dapat dioperasikan dari landas pacu yang hanya berpanjang 400 meter.[18]

Sistem tempur

Komplemen senjata Rafale.
Rafale diperlengkapi dengan sistem pertahanan elektronik terintegrasi yang disebut Spectra yang menyediakan teknologi siluman virtual berbasis perangkat-lunak. Sensor terpenting yang dimiliki adalah radar RBE2 Passive Electronically Scanned Array buatan Thales Group. Thales mengaku sebagai pihak yang pertama mencapai tingkat kesadaran situasional melalui deteksi dini dan pelacakan multi-sasaran udara untuk pertempuran jarak dekat dan pencegatan berjelajah-jauh, juga penciptaan seketika peta lapangan tiga-dimensi di hadapan dan penciptaan seketika peta daratan beresolusi tinggi untuk navigasi dan penentuan sasaran.[19]
Di dalam lingkungan ketika pengelolaan pengenalan diperlukan, Rafale dapat menggunakan beberapa sistem sensor pasif. Sistem optik-listrik bagian-depan atau Optronique Secteur Frontal (OSF), dikembangkan oleh Thales, secara utuh terintegrasi di dalam pesawat ini dan dapat beroperasi dalam panjang gelombang mata telanjang maupun infra merah.
Sistem perlindungan diri elektronik SPECTRA, yang dikembangkan oleh Thales dan EADS Perancis, memberi pesawat ini kemampuan tertinggi untuk bertahan melawan ancaman dari udara maupun daratan.[20] Pranala data seketika memungkinkan komunikasi tidak hanya dengan pesawat lain, tetapi juga dengan komando bergerak, komando tetap, dan pusat kendali. Untuk misi-misi yang memerlukannya, Rafale sebenaranya juga akan menggunakan poda perancangan laser/optik-listrik Damoclès yang membawa kemampuan LGB sepanjang siang dan malam, meskipun Angkatan Udara Perancis berencana memperlengkapi Rafale dengan senjata standoff, sedangkan peran LGB diserahkan kepada Dassault Mirage 2000.
Sistem inti Rafale membekerjakan Avionik Modular Terintegrasi (IMA), yang disebut Satuan Pengolahan Data Modular (Modular Data Processing Unit), disingkat MDPU. Arsitektur ini menjadi tuan rumah bagi semua fungsi inti Rafale sebagai Sistem Pengelolaan Penerbangan, Fusi Data, Kendali Penembakan, Antarmuka Mesin-dan-Manusia, dll.[21]
Harga keseluruhan radar, komunikasi elektronik, dan perlengkapan perlindungan diri adalah sekira 30% biaya pembuatan pesawat.[22]
Kemampuan serang-darat Rafale dibatasi oleh kekurangan poda penentuan sasaran tingkat lanjut,[23] tetapi ini akan diperbaiki dengan menambahkan poda penentuan sasaran Damocles dan pengintaian Reco NG/Areos buatan Thales Optronique pada standar F-3.[24]
Rafale B/C

Radar AESA

Radar Susunan Terpindai Elektronis Aktif AESA RBE2 AA buatan Thales digunakan untuk menggantikan Susunan Terpindai Pasif RBE2 yang terpasang. Thales mengirimkan radar baru itu pada bulan Agustus 2010 untuk digunakan pada tranche Rafale keempat. Seluruhnya ada 60 tranche, yang masing-masing tranche itu terdiri dari empat pesawat telah dipesan pada waktu itu. Skuadron pesawat yang diperlengkapi AESA ini diharapkan dapat dioperasionalkan pada tahun 2012. Thales juga mengaku bahwa radar AESA akan memperbaiki kemampuan operasional pesawat dalam hal jelajah, kemampuan mencegat, kemampuan membuntuti, dan penangkalan.[25]

Kokpit

Kokpit menggunakan kursi pelontar Mark 16F "nol-nol" buatan Martin-Baker, yang mampu digunakan pada laju nol dan ketinggian nol. Kursi ini berkemiringan 29 derajat ke belakang untuk memperbaiki toleransi gaya G. Engsel kanopi dapat membuka ke sisi kanan. Sistem terintegrasi penghasil oksigen disediakan untuk menghilangkan kebutuhan banyak kotak oksigen.[26]
Pada kokpit terdapat tampilan atas kepala (Head-Up Display, disingkat HUD), holografis bersudut lebar; dua tampilan serbaguna (Multi-Function Display, disingkat MFD), yang merunduk dan merupakan panel datar berwarna; dan tampilan collimated pusat. Antartindak pilot-dan-tampilan memanfaatkan sentuhan, dalam hal ini pilot menggunakan sarung tangan kulit berlapis sutera. Selain itu, dalam pengembangan sepenuhnya, pilot dilengkapi dengan tampilan melekat kepala (Head-Mounted Display, disingkat HMD).[27]
Pilot menerbangkan pesawat ini dengan pengendali tongkat-samping yang terpasang di sisi kanannya dan katup penutup di sisi kanannya. Kokpit Rafale juga direncanakan untuk menyertakan Direct Voice Input (DVI), yang memungkinkan pilot memberikan perintah menggunakan suaranya Fitur pengabur radar
Meskipun bukan sebagai pesawat siluman sejati, menurut Dassault, Rafale mampu mengaburkan pengenalan radar, sementara sebagian besar fitur desain siluman diklasifikasi, penggunaan bahan komposit dan pola bergerigi di tepian sayap dan kanard berjejak berperan untuk mengurangi daya pindai radar.[28]

 Standar

Pengiriman perdana Rafale M bersesuaian dengan standar F1 ("France 1"). Ini artinya pesawat Rafale cocok untuk tujuan tempur udara-ke-udara, menggantikan F-8 Crusader yang sudah kadaluarsa sebagai pesawat tempur Angkatan Laut Perancis berbasis kapal induk, tetapi tidak diperlengkapi oleh, juga tidak dipersenjatai untuk operasi udara-ke-daratan. Pengiriman sebenarnya (kepada Flotille 11, pada suatu waktu setelah tahun 2007) adalah untuk memenuhi standar "F2", memberikan kemampuan udara-ke-daratan, dan menggantikan Dassault-Breguet Super Étendard dalam peran serang-darat dan Dassault Étendard IVP dalam peran pengintaian. Ini akan meninggalkan Rafale M hanya sebagai pesawat tempur bersayap kaku yang diterbangkan oleh Angkatan Laut Perancis, dan rencana untuk memperbaiki semua badan pesawat agar sesuai dengan standar "F3", dengan kemampuan nuklir dan radar 3D menjejaki kontur permukaan, dari permulaan dasawarsa setelah tahun 2010.[29] Perbaruan ini dilakukan bagi 10 Rafale F-1 Angkatan Laut Perancis pada tahun 2010.[30]
Rafale C pertama dikirimkan kepada Angkatan Udara Perancis, pada bulan Juni 2005, memenuhi standar "F2", dan telah ditindaklanjuti bahwa perbaruan pesawat milik Angkatan Laut Perancis juga akan dilakukan lagi di masa depan. Rafale menggantikan peran SEPECAT Jaguar, Mirage F1, dan Mirage 2000 di Angkatan Udara Perancis.

Sejarah operasional

[sunting] Perancis

Rafale M sedang mendarat di atas kapal induk.
Rafale kini sedang bertugas dalam peran percobaan dan pelatihan bersama Angkatan Udara Perancis (CEAM/EC 5/330), dan EC 1/7 di Saint-Dizier diharapkan menerima inti dari 8–10 Rafale F2 pada Musim Panas 2006, dan Rafale memasuki penugasan penuh (dengan kemampuan udara-ke-udara yang kuat dan ketepatan serang udara-ke-darat yang bagus) pada pertengahan tahun 2007 (ketika EC 1/7 akan memiliki kira-kira 20 pesawat, 15 berkursi dua dan 5 berkursi satu).[31] Pesawat ini telah berada dalam penugasan terbatas bersama Angkatan Laut Perancis (Flotille 12F) dalam peran udara-ke-udara, dan telah mengambil alih sejumlah besar percobaan udara-ke-darat dan upaya evaluasi.
Rafale M sepenuhnya kompatibel dengan kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat dan beberapa pilot Angkatan Laut Perancis lulus kualifikasi untuk menerbangkan pesawat ini dari dek penerbangan Angkatan Laut Amerika Serikat.[32]
Rafale yang pertama ditugaskan di daerah peperangan ketika Angkatan Laut Perancis menjalani Opération Héraclès, yakni keikutsertaan Perancis di dalam Operation Enduring Freedom. Mereka terbang dari kapal induk Charles de Gaulle di atas Afghanistan sejak tahun 2002, tetapi standar F1 menghindari misi udara-ke-darat dan Rafale tidak menjalani aksi apapun.
Pada bulan June 2002, ketika kapal induk Charles de Gaulle berada di Laut Arab, pesawat Rafale yang dipersenjatai ikut serta dalam patroli antar-posisi di dekat perbatasan India-Pakistan, menjadi tanda penting karir operasional Rafale M dan integrasinya bersama kapal induk itu.[33]
Pada tahun 2007, setelah suatu perbaikan "crash program", enam Rafale diberi kemampuan untuk dapat menjatuhkan bom terpandu-laser, sebagai hasil evaluasi kinerja mereka di Afghanistan. Tiga dari pesawat-pesawat ini menjadi milik Angkatan Udara ditugaskan ke Dushanbe di Tajikistan, sedangkan tiga sisanya adalah Rafale Marines milik Angkatan Laut disiagakan di kapal induk Charles De Gaulle.[34] Misi pertama berjalan pada tanggal 12 Maret 2007, dan GBU-12 pertama diluncurkan pada tanggal 28 Maret untuk mendukung serdadu Belanda yang bertugas di Afghanistan Selatan, menandai debut operasional Rafale.[35] Mereka masih bergantung pada Mirage 2000Ds dan Super Étendards yang membawa poda penentu sasaran berbantuan laser untuk mendesain sasaran mereka.[36]
Rafale direncanakan untuk menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Perancis hingga tahun 2040 atau lebih lama lagi.[37]
Pada bulan November 2009, Pemerintah Perancis memesan 60 pesawat lagi untuk melengkapi keseluruhan pesanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Perancis sebanyak 180 pesawat.[38]
Pada tanggal 4 Juni 2010, sebuah Rafale milik Perancis menjadi pesawat jet tempur pertama milik angkatan laut asing yang menjalani penggantian mesinnya di atas kapal induk milik Amerika Serikat, pada saat latihan bersama kapal induk USS Harry S. Truman (CVN-75).[39]

Ekspor

Beberapa negara telah menunjukkan minatnya untuk membeli Rafale. Rafale adalah salah satu dari enam jet tempur yang berkompetisi di dalam upaya memenangi pengadaan 126 pesawat tempur serbaguna untuk India. Kompetisi ini dinamai Indian Air Force Medium Multi-Role Combat Aircraft Competition (Kompetisi Pesawat Tempur Serbaguna ukuran Sedang untuk Angkatan Udara India). Pada bulan April 2009, terdapat laporan berita yang menyatakan bahwa Rafale tidak lolos kompetisi karena tidak memenuhi persyaratan minimum Angkatan Udara India[40][41] dan bahwa pesawat kompetitor lainnya, yaitu Mikoyan MiG-35, General Dynamics F-16 Fighting Falcon, Boeing F/A-18E/F Super Hornet, JAS 39 Gripen, dan Eurofighter Typhoon, lolos untuk putaran penilaian berikutnya.[42] Kementerian Pertahanan India membantah laporan ini; seorang juru bicara Angkatan Udara India menyatakan, "kami tidak mencoret peserta manapun di dalam kompetisi MMRCA ini".[43] Laporan itu menyatakan bahwa Rafale dan Typhoon memasuki tahap akhir kompetisi.[44]
Pada bulan Januari 2006, surat kabar Perancis Journal du Dimanche melaporkan bahwa Libya ingin memesan 13–18 Rafale "senilai $ 3,24 miliar".[45] Pada bulan Desember 2007, Saif al-Islam Gaddafi secara terbuka menyatakan bahwa Libya berminat terhadap Rafale.[46] Yunani juga mengungkapkan minatnya terhadap pesawat tempur Perancis ini, mungkin untuk dapat dipertukarkan dengan Mirage.[47]
Pada tahun 2006 Angkatan Laut Britania Raya memandang Rafale sebagai alternatif bagi F-35 JSF meskipun akhirnya lebih memilih F-35.[48][49] Bagaimanapun kapal induk Britania Raya akan dimodifikasi supaya mampu mengoperasikan Rafale.[50]
Pada bulan Februari 2007, dilaporkan bahwa Swiss memperhatikan Rafale dan pesawat tempur lainnya untuk menggantikan F-5 Tiger II miliknya.[51] Evaluasi yang berjalan selama sebulan sejak Oktober 2008 di Pangkalan Udara Emmen melibatkan kira-kira 30 pesawat tempur. Rafale, Gripen, dan Eurofighter sama-sama dievaluasi.[52]
Pada bulan September 2007, La Tribune melaporkan bahwa penjualan ke Maroko mengalami kegagalan, pemerintah Maroko lebih memilih F-16.[53] Pada bulan Oktober 2007, laporan La Tribune yang lebih lama menyatakan bahwa Rafale tidak akan dibeli.[54]
Pada bulan Januari 2008, harian O Estado de São Paulo melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Brasil mengunjungi Perancis untuk membahas kemungkinan mendapatkan Rafale untuk program F-X2. Pada bulan Juni 2008, Angkatan Udara Brasil mengumumkan Permintaan Informasi untuk perusahaan-perusahaan pesawat tempur dan produk mereka: Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan Lockheed Martin F-35 Lightning II, Dassault Rafale, Sukhoi Su-35, Saab Gripen NG dan Eurofighter Typhoon.[55] Pada bulan Oktober 2008, dilaporkan bahwa Angkatan Udara Brasil telah memilih tiga finalis F-X2; Dassault Rafale, Saab Gripen NG, dan Boeing F/A-18E/F.[56] Pada tanggal 7 September 2009, selama kunjungan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Brasil membuat pakta dengan Perancis dan bahwa mereka sepakat bernegosiasi tentang pengadaan 36 Rafale.[57] Kegagalan terbang dua Rafale di Timur-Tengah di wilayah udara Perpignan pada tanggal 24 September 2009 setelah tabrakan di udara, telah menjadi waktu yang buruk bagi negosiasi Brasil-Perancis.[58] Pada tanggal 5 Januari 2010, media melaporkan bahwa laporan evaluasi terakhir oleh Angkatan Udara Brasil menempatkan Gripen berada di atas dua saingannya. Faktor yang menentukan tampaknya berada pada keseluruhan biaya pesawat baru, apakah itu dana pembelian, pengoperasian, maupun pemeliharaan.[59][60] Beberapa sumber mengatakan bahwa Rafale dipilih oleh Kementerian Pertahanan,[61] tetapi tidak ada konfirmasi lanjutan.
Pada bulan Februari 2009, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyatakan bahwa Kuwait ingin membeli 28 Rafale, tetapi tidak dilanjutkan pada tahap pemesanan. Pada bulan yang sama, Perancis menawarkan Rafale ke Oman untuk menggantikan pesawat lawasnya, SEPECAT Jaguar.[62] Tetapi pada tahun 2010, Oman lebih memilih untuk memesan Eurofighter Typhoon.[63]
Uni Emirat Arab berminat akan satu versi Rafale yang akan diperbarui dengan mesin dan radar yang lebih kuat, juga peluru kendali udara-ke-udara yang lebih cerdas.[64] Mereka kini mulai mempelajari kemungkinan pembelian Boeing F/A-18E/F Super Hornet.[65] Dilaporkan sedemikian karena Menteri Pertahanan Perancis, Hervé Morin meminta UEA untuk membayarkan 2 miliar Euro dari keseluruhan dana perbaruan Rafale untuk menyesuaikannya dengan kemajuan Super Hornet.[66]
Surat kawat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang bocor mengatakan bahwa "Duta Perancis berupaya memuntir kinerja Rafale yang buruk di pasar global sebagai akibat dari tekanan politik Pemerintah Amerika Serikat, lebih dari sekadar kecacatan pesawat itu".[67]

Varian

Dassault Rafale M.
Rafale B pada Paris Air Show 2007
Rafale A
Pesawat peraga teknologi, terbang perdana pada tahun 1986. Kini tidak lagi beroperasi.
Rafale D
Dassault menggunakan pesawat ini (D untuk diskret atau siluman) pada permulaan dasawarsa 1990-an untuk versi produksi bagi Angkatan Udara Perancis, untuk memperjelas fitur semi-siluman yang baru disertakan ke dalam pesawat ini.
Rafale B
Ini adalah versi dua kursi bagi Angkatan Udara Perancis; diserahkan kepada EC 330 pada tahun 2004.
Rafale C
Ini adalah versi satu kursi bagi Angkatan Udara Perancis; diserahkan kepada EC 330 pada bulan Juni 2004.
Rafale M
Ini adalah versi untuk dapat mendarat di kapal induk bagi Angkatan Laut Perancis, mulai bertugas pada tahun 2002. Rafale M berbobot sekira 500 kg lebih berat daripada Rafale C. Sangat menyamai Rafale C dalam tampilannya, M berbeda dalam hal-hal berikut ini:
  • Diperkokoh agar dapat stabil berkedudukan di atas kapal induk
  • Gir pendaratan yang lebih kuat
  • Lengan gir moncong yang lebih panjang untuk memberikan perilaku mendongak yang lebih baik untuk dapat diluncurkan menggunakan ketapel
  • Pilon tengah-depan dibuang (untuk memberi ruang untuk gir yang lebih panjang)
  • Tailhook yang lebih lebar antara dua mesin
  • Tangga pendaratan dengan daya terintegrasi
  • Sistem pendaratan gelombang mikro Kapal Induk
  • Platform referensi kelembaman "Telemir" yang dapat menerima perbaruan dari sistem kapal induk.
Rafale N
Rafale N, mulanya disebut Rafale BM, direncanakan berupa versu dua kursi untuk Angkatan Laut Perancis. Pengurangan anggaran dan biaya tambahan pelatihan kru telah menjadi penyebab pembatalan pengadaan jenis ini.

Operator

 Perancis
180 telah dipesan,[68] 82 telah dikirimkan per Desember 2009[69]

Musibah

  • Pada tanggal 6 Desember 2007, sebuah Rafale dua kursi milik Angkatan Udara Perancis mengalami kegagalan pada suatu latihan terbang. Sang pilot, yang menjadi satu-satunya orang di pesawat itu, tewas.[70]
  • Pada tanggal 24 September 2009, dua Rafale milik Angkatan Laut Perancis bertumbukan di kawasan udara Perpignan pada saat latihan di atas kapal induk Charles de Gaulle.[71][72]
  • Pada tanggal 28 November 2010, sebuah Rafale dari kapal induk "Charles de Gaulle" mengalami kegagalan di Laut Arab. Pesawat ini mendukung operasi Sekutu di Afghanistan. Sang pilot berhasil melontarkan diri dengan aman dan berjaya ditolong oleh helikopter SAR dari kapal induk. Kemudian dilaporkan bahwa mesin mati karena kekurangan bahan bakar karena pilot merasa bingung menerjemahkan operasi katup pada tangki bahan bakar.[73]

Spesifikasi

A Rafale M terbang diatas kapal induk USS John C. Stennis.
Data dari Dassault Rafale characteristics,[74] Superfighters,[75] French Navy page[76]

Karakteristik umum

  • Kru: 1–2
  • Panjang: 15,27 m
  • Lebar sayap: 10,80 m
  • Tinggi: 5,34 m
  • Luas sayap: 45,7 m²
  • Bobot kosong: 9.500 kg (C), 9.770 kg (B),[76] 10.196 kg (M)
  • Bobot maksimum lepas landas: 24.500 kg (C/D), 22.200 kg (M)[77]
  • Mesin:Snecma M88-2 mesin turbofan
    • Dorongan kering: 50,04 kN masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 75,62 kN dengan M88-Eco (>90 kN setelah tahun 2010) masing-masing

Kinerja

Persenjataan

  • Senjata api: 1× 30 mm (1,18 inci) GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan
  • Titik keras: 14 untuk Angkatan Udara Perancis (Rafale B,C), 13 untuk Angkatan Laut Perancis (Rafale M) dengan kapasitas 9.500 kg bahan bakar eksternal dan persenjataan,
  • Rudal:
  • Lainnya:
    • Poda penentu sasaran Thales Damocles
    • Poda pengintaian RECO NG
    • sampai 5 drop tangki
    • Rafale dapat juga memuat poda pengisian bahan bakar Rafale-ke-Rafale[78]

Avionik

No comments:

Post a Comment

Setelah Baca Komentarin donk!!!!