KT-1B Indonesia sedang dirakit di Korea
KT-1 atau
Korean Trainer 1 adalah pesawat latih militer bermesin
turboprop buatan
Korean Aerospace Industry (KAI),
Korea Selatan. Pengembangan pesawat rancangan korea pertama ini dimulai pada 1988 oleh KAI dan
ADD, pesawat ini adalah pesawat pertama dikelasnya yang sepenuhnya dirancang oleh komputer. Pesawat ini dirancang untuk pelatihan penerbangan akrobatik dan sistem penerbangan kontrol komputer. Di korea pesawat ini dibuat untuk menggantikan
T-37 dan
T-41. Korea Aerospace Industries (KAI) mengumumkan KT-1 pesawat latih dasar dengan nama kode ``Woongbee
, di pabriknya pada November 2000
KT-1 dilengkapi mesin turboprop
Pratt&Whitney Canada PT6A-62 dengan tenaga 950
tenaga kuda yang mampu mendorong pesawat samapi kecepatan 648 kilometer per jam serta dapat menjelajah sejauh 1700 kilometer tanpa mengisi ulang bahan bakar. Pesawat ini mempunyai dimensi panjang 10,3 meter, lebar 10,6 meter, dan tinggi 3,7 meter.
KAI memperkirakan mereka bisa mengekspor lebih dari 150 unit KT-1B bernilai sekitar 500 juta
dolar AS ke lebih dari 20 negara yang berminat pada tahun 2012.
Sejarah pengembangan
Pengembangan dimulai pada 1988 dibawah program KTX untuk Angkatan Udara Korsel. Pesawat ini adalah pesawat pertama dikelasnya yang dirancang menggunakan program computer
CATIA. Sembilan buah prototype berhasil dibuat pada Juni 1991 dan penerbangan pertama diselenggarakan pada November 1991 untuk uji statis dan kelelahan metal (fatigue). Pada 1995 proyek ini secara resmi dinamakan 'Wongbee'atau 'Ungbi'. Pada 1998 uji terbang final dilakukan. Pada 1999 kontrak pembelian 85 pesawat dan 20 pesawat tambahan ditandatangai oleh pemerintah Korea selatan dan Korea Aerospace . Pesawat KT-1 Ungbi pertama diserahkan kepada AU Korsel pada tahun 2000 dan 85 pesawat lengkap terkirim pada tahun 2002.
Varian
KT-1A
Versi awal digunakan oleh AU Korea Selatan
[KT-1B
Versi ekspor ke Indonesia.Pada April 2003 Korea selatan menjual pesawat
KT-1B ini kepada
TNI AU Indonesia. KT-1B adalah KT-1 yang dimodifikasi sehingga memungkinkan pilot untuk mempersiapkan ketrampilan menerbangkan pesawat tempur jet
supersonik dan bisa dilengkapi dengan persenjataan ringan untuk pertempuran. KAI pada akhir 2003 mengirimkan tujuh peswat plus spare part ke Indonesia dan juga menyediakan pelatihan bagi pilot dan mekanik Indonesia untuk menerbangkan dan merawat pesawat ini dibawah kontrak
lump-sum 60 juta
dolar AS. Pada 2006 TNI AU kembali membeli 12 pesawat KT-1B.
KT-1C / XKT-1
Versi ekspor ke Turki.pada Augustus 2007 ,Korea Aerospace Industries (KAI) menandatangani kontrak $500 juta untuk menyuplai 55 versi yang telah ditingkatkan kemampuannya dibanding versi dasar kepada AU Turki.
KO-1
Versi Pengontrol udara garis depan (Forward Air Control) . Pada 29 mei 2003, KAI mengumumkan pengembangan varian lain dari KT-1 yaitu pesawat forward air control KO-1 . KO-1 yang merupakan versi bersenjata dari KT-1, telah menyelesaikan uji coba menembakan senapannya dan menjatuhkan bom. Pesawat ini juga bisa dipasangi peluncur roket dan tangki
BBM eksternal. Perusahaan ini optimis varian ini akan terjual kebanyak negara. Saat ini KO-1 dengan senjata eksternal 14 roket 2.75 inchi dan dua tanki BBM eksternal masing-masing berkapasitas 50 galon telah dioperasikan oleh angkatan Udara Korea Selatan.
Operators
- Indonesia
- Republik Korea
- Turki
No comments:
Post a Comment
Setelah Baca Komentarin donk!!!!